Thursday, October 6, 2016

PENGAMATAN PERILAKU RUSA SAMBAR (Cervus unicolor) DI PENANGKARAN RUSA UNIVERSITAS LAMPUNG


PENGAMATAN PERILAKU RUSA SAMBAR (Cervus unicolor) DI PENANGKARAN RUSA UNIVERSITAS LAMPUNG

Imam Nur muclas, M.Mahduda Apriansyah, Meli Agustina, Nidya Astrida Ziyus dan Widodo Arif Rohman.
Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Bandar Lampung 35145 Ta. 2016/2017



  
ABSTRAK

Pengamatan rusa sambar (Cervus unicolor) dilakukan di penangkaran rusa Universitas Lampung. Data dikumpulkan dengan cara pengamatan terhadap objek rusa menggunakan metode scan animal sampling. Pengamatan menggunakan metode scan sampling adalah pengamatan yang dilakukan berdasarkan interval waktu. Dan memiliki prinsip seperti mesin scanner atau pengamatan secara sekilas. Rusa sambar (Cervus unicolor) yang ada di penangkaran di Universitas Lampung berjumlah enam ekor rusa terdiri dari empat rusa jantan dan dua rusa betina. Pengamatan dilakukan pada tanggal 17 september 2016 pengaatan dimulai pukul 08.00 - 17.00 WIB. Perilaku yang diamati antara lain perilaku makan, Istirahat, dan berpindah. Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan periaku rusa sambar (Cervus unicolor) yang ada di penagkaran rusa Universitas Lampung, perilaku yang dominan berupa istirahat dengan persentase 63,406 %, makan 26,498%, berpindah10,094%.

Kata kunci : Cervus unicolor, Penangkaran Rusa Universitas Lampung, perilaku rusa, scan animal sampling.


1. PENDAHULUAN


Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi di dunia. Oleh karena itu, kekayaan yang berupa keanekaragaman hayati ini perlu dijaga dan dilestarikan. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya penurunan jumlah populasi yang dapat mengakibatkan kepunahan. Salah satu spesies yang populasinya mengalami penurunan adalah rusa sambar (Cervus unicolor).

Rusa sambar (Cervus unicolor) merupakan rusa yang terbesar ukurannya di daerah tropika. Penyebaran rusa sambar di Indonesia hanya terbatas di daerah Sumatera dan Kalimantan. Menurut Kartono (2008) rusa sambar merupakan salah satu rusa yang paling banyak dipilih pemburu sebagai satwa target buru. Rusa sambar telah terdaftar dalam Keputusan Menteri Kehutanan No 305/ Kpts-11/1991, tanggal 19 Juni 1991 dan PP No 7 Tahun 1999 sebagai salah satu jenis satwa yang dilindungi. Selain itu IUCN (International Union for Conservation of Nature) juga menyebutkan bahwa rusa sambar dikategorikan dalam jenis yang terancam (vulnerable) akibat populasinya yang terus menurun (IUCN, 2010). Penyebab terjadinya penurunan jumlah populasi rusa sambar pada habitat aslinya di hutan Kalimantan dan Sumatera dikarenakan adanya perburuan liar yang dilakukan oleh masyarakat (Jacoeb dan Wiryosuhanto, 1994) dan adanya kerusakan habitat (Garsetiasih et al., 2008).

Rusa sambar (Cervus unicolor) yang pengalami penurunan populasi ini perlu dilestarikan, salah satu upaya untuk menjaga kelestarian rusa sambar (Cervus unicolor) adalah penangkaran. Penangkaran rusa sambar Universitas Lampung merupakan penangkaran yang mempunyai fungsi utama sebagai konservasi untuk melakukan berbagai upaya perawatan dan pemeliharan satwa rusa sambar dalam rangka membentuk dan mengembangkan habitat baru sebagai sarana perlindungan dan konservasi alam. Selain aspek pakan dan habitat yang dilakukan perawatan perlu diketahui perilaku dari rusa sambar tersebut untuk mendukung keberhasilan usaha konservasi dalam penangkaran sehingga mampu meningkatkan jumlah populasi rusa sambar. Oleh karena itu, dialakukan pengamatan ini mengenai perilaku harian rusa sambar dengan menggunkan metode Scan Sampling.


2. METODE PENGAMATAN


2.1. Lokasi dan Waktu

Pengamatan ini dilakukan di penangkaran rusa Universitas Lampung pada hari sabtu tanggal 17 September 2016 dimulai pukul 08.00-17.00 WIB.

2.2.Bahan dan Alat

Bahan yang menjadi objek pengamatan ini adalah enam ekor rusa sambar (Cervus unicolor) yang berada di penangkaran Universitas Lampung sedangkan alat yang digunakan adalah (1) Tally Sheet (2) alat tulis (3) Stopwatch.


2.3 Jenis Data yang Dikumpulkan

2.3.1 Data Primer

Data Primer pada pengamatan ini berupa perilaku harian dengan parameter yang diamati meliputi perilaku makan, perilaku istirahat, dan perilaku berpindah tempat.

2.3.2 Data Sekunder

Data sekunder yang di kumpulkan yaitu data yang tersedia dari instansi-instansi terkait, jurnal, dan artikel yang bersangkutan dengan hal ini.

2.4 Metode Analisis Data

2.4.1. Perilaku Harian

Data mengenai perilaku harian rusa sambar (Cervus Unicolor) diperoleh dari pengamatan langsung dengn metode scan sampling. Dengan metode ini dilakukan pencatatan terhadap perilaku rusa sambar dengan interval waktu tertentu. Pengamatan dilakukan dari pukul 08.00-17.00 WIB, interval waktu yang digunakan dalam pengamatan ini adalah 5 menit.

Perilaku yang diamati selama pengamatan adalah :
1.      Perilaku makan, yaitu perilaku yang dilakukan rusa sambar untuk mengambil makanan, mengunyah, ruminansia dan memasukkan makan kedalam mulut.
2.      Perilaku berpindah tempat, yaitu perilaku seperti jalan, berlari berkeliaran dan perilaku lainnya yang berkaitan dengan berpindah tempat.
3.      Istirahat, yaitu keadaan atau perilaku rusa sambar saat tidak melakukan perpindahan tempat dan perilaku makan seperti tidur duduk dan lain-lain.

2.4.2 Analisis Data

Data yang diperoleh dari pengamatan selama Sembilan jam dirata-rata dan dipersentasekan untuk mengetahui persentase perilaku berdasarkan interval waktu.


3. HASIL DAN PEMBAHASAN



Gambar 1. Grafik Perilaku dalam interval waktu per jam


 

















Gambar 2. Grafik Persentase perilaku rusa sambar selama pengamatan berlangsung.

Rusa merupakan jenis hewan yang termasuk jenis kelas mamalia, ordo yang berkuku genap, family Cervidae, sub familia ervidae. Jumlah spesies rusa yang tersebar di seluruh dunia adalah kurang lebih 40 spesies. Rusa (Cervus spp) merupakan hewan yang dilindungi menurut undang-undang Ordonasi dan Peraturan Perlindungan Binatang Liar Tahun 1931 No.134 dan 266. Selanjutnya SK  Menteri Pertanian No 362/ KPTS/ TN/ 12/ V/ 1990 pada tanggal 20 Mei 1990, memasukkan rusa kedalam aneka ternak yang dapat dibudidayakan seperti ternak lainnya, termasuk didalamnya mengatur tentang peraturan ijin usaha. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis-jenis Tumbuhan dan Satwa, pada tanggal 27 Januari 1999 memasukkan semua jenis dan genus Cervus kedalam Lampiran Jenis-jenis Tumbuhan dan Satwa yang dilindungi. Selain itu rusa termasuk dalam kategori terancam punah dalam daftar Appendix I CITES, sehingga keberadaannya harus dijaga dan tidak dibenarkan melakukan perburuan apalagi memperjualbelikan dagingnya, serta  senantiasa menjaga kelestarian rusa terbesar ini agar tidak punah dan tetap menjadi kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia.

Rusa sambar merupakan rusa terbesar di Indonesia. Rusa sambar atau dalam bahasa ilmiah (latin) disebut Cervus unicolor menjadi rusa paling besar diantara 3 rusa asli Indonesia lainnya seperti rusa timor (Cervus timorensis), rusa bawean (Axis kuhlii), dan kijang (Muntiacus muntjak). Ciri dan Perilaku. Ciri khas rusa sambar adalah tubuh yang besar dengan warna bulu kecoklatan dan cenderung berwarna coklat ke abu-abuan atau ke merah-merahan, warna gelap sepanjang bagian atas.

Rusa sambar merupakan hewan yang tinggal di daerah padang rumput terbuka, ini terlihat dari perilaku rusa yang menyukai daerah semak-semak ilalang sebagai tempat beristirahat di pagi hari. Pada siang harinya hewan ini lebih menyukai padang ilalang yang berdekatan dengan kolam, ini dikarenakan jika pada siang hari suhu berubah menjadi panas dan untuk mendinginkan tubuh rusa tersebut yaitu melalui cara berrendam dikolam. Selain berfungsi untuk menurunkan suhu tubuh,berkubang juga berfungsi untuk membersihkan tubuh rusa dari kotoran dan berbagai vector penyakit yang menempel di tubuh rusa.

Penangkaran rusa sambar di Universitas Lampung di mulai sejak tahun 2004 Hingga sekarang. Tujuan adanya penangkaran rusa di Universitas Lampung yaitu untuk membantu pemerintah dalam menyelamatkan satwa liar yang dilindungi ini. 
Pengamatan perilaku Rusa Sambar di penangkaran Unila dilakukan pada hari sabtu tanggal 17 september 2016 pukul 08.00 – 17. 00 WIB. Metode yang digunakan dalam pengamatan adalah metode  Scann Sampling. Aktivitas yang diamati pada rusa adalah aktivitas makan, aktivitas istirahat, dan aktivitas berpindah. Metode Scan Sampling yaitu dengan cara merekam secara terus menerus tiap pergerakan individu satwa berdasarkan titik interval waktu yang telah di tentukan, interval yang telah di tentukan yaitu selama 5 menit, interval waktu ditentukan dengan cara penentuan perilaku rusa saat awal sampai melakukan pergerakan atau aktifitas lainya.

Menurut data hasil pengamatan didapatkan lebih banyak rusa yang mencari makan secara soliter dibandingkan berkelompok. Hewan ini lebih memilih makan secara soliter dibandingkan berkelompok untuk menghindari adanya kompetisi serta tidak perlu makan berkelompok karena tidak adanya predator liar yang mengancam. Rusa sambar ini juga memilih rumput yang lebih muda untuk dimakan ini disebabkan mencerna rumput muda lebih efektif untuk penggunaan energi yang ada. Untuk mengunyah rumput muda tak memerlukan banyak energy, juga rumput yang muda lebih banyak mengandung vitamin, protein, dan mineral yang baik untuk metabolisme dibandingkan dengan rumput yang lebih tua (lebih banyak mengandung serat dan sedikit vitamin serta proteinnya). Jumlah gigitan di hitung saat rusa mulai mengambil rumput, daun pohon, atau pakan lainya dan kemudian memasukkanya kedalam mulut untuk dikunyah (memamah biak) sampai dengan ditelan.

Rusa di penankaran Unila  tetap mendapatkan suplai pakan dari petugas yang ada, rusa-rusa tetap memilih pakan yang ada yaitu lebih memilih memakan daun muda terlebih dahulu dan meninggalkan daun-daun tua yang ada. Rumput yang dimakan oleh rusa adalah rumput teki, Rumput gajah (Pennisetum purpureum), Lamtoro (Leucaena leucocephalla), selain itu rusa dipeangkaran Unila juga terbiasa memakan rumput yang diberikan oleh pengunjung yang datang.

Jumlah rusa di UNILA saat ini  terdapat  enam ekor, yaitu, Farid, Farida, Bimo, Agung, Danang dan Dewi, merupakan rusa sambar yang diberi nama Dewi merupakan keturunan dari induk farida. Keenam rusa tersebut masing memiliki ciri- ciri fisik maupun perilaku yang berbeda-beda tetapi sebenarnya perilakunya di alam liar tidak terlalu jauh berbeda.

Menurut hasil pengamatan yang telah dilakukan, Farid memiliki ciri fisik yaitu badan paling besar dan ranggah bewarna putih dan lebih gagah dibanding rusa lainnya dengan cabang yang tinggi.. Tanduk-tanduk rusa atau ranggah patah dan dapat tumbuh kembali dari sebuah tonjolan permanen dari tulang depan (kepala), yang disebut pedicle. Sesudah ranggah patah, bekas luka patahan di bagian atas pedicle tertutupi oleh pedicle periosteum dan kulit pedicle. Perilaku farid lebih banyak menyendiri dan lebih protektif terhadap pasanganya yaitu farida, hal ini dikarenakan farid merupakan pemimpin dari semua rusa di penangkaran Unila.

Farida memiliki ciri fisik diantaranya tidak memiliki ranggah karena merupakan rusa betina, farida adalah satu-satunya induk rusa betina yang ada di penangkaran rusa Unila. Serta telah menghasilkan keturunan baru yang diberi nama Dewi.
Bimo memiliki tanduk yang bercabang, namun badan bimo lebih kecil dari farid, bimo memiliki ranggah bercabang dengan ukuran sedikit lebih kecil daripada milik Farid. Berikutnya yaitu Agung, memiliki  tanduk yang sudah sedikit bercabang, badannya hampir sama dengan bimo, sedangkan Danang memiliki badan yang relatif sama besarnya dengan rusa yang lainnya dengan ranggah yang bercabang tetapi belum sekokoh farid.

Pada pagi hari rusa lebih menyukai tempat di bawah semak dan pepohonan, ini dikarenakan rusa merupakan hewan diurnal yang relatif beristirahat pada pagi hingga menjelang sore hari. Oleh sebab itu rusa butuh tempat untuk bernaung atau berlindung dari predator ataupun factor lingkungan yang kurang menguntungkan.

Analisis data dan perhitungan serta pengamatan langsung di lapangan jika dilihat secara umum dari semua perilaku rusa yang ada pada penangkaran di Universitas Lampung dapat dinyatakan bahwa pada pengamatan pukul 08.00 – 08.30 WIB cenderung beristirahat, pada pukul 08.30-10.00 WIB mulai bergerak dan mencari makan seperti rumput-rumput, dedaunan yang jatuh, dan buah pohon kupu-kupu yang ada di dalam ekosistem penangkaran rusa Unila. Pukul 10.00-15.30 rusa sambar lebih banyak beristirahat dibawah naungan semak dan pohn di dekat kolam secara bergerombol. Pukul 15.30 – 17.00 WIB para rusa sambar mulai beraktivitas kembali dari istirahatnya untuk mencari makan dan berpindah ke bawah naungan pohon tempat mearuh pakan tambahan dari penjaga, biasanya pada pukul 16.00-17.00 terdapat banyak pengunjung yang datang untuk melihat rusa sambar dan memberi makan rerumputan, dedaunan, dan sayuran  kepada rusa tersebut, dan pada interval waktu tersebut aktivits rusa sambar lebih tervokus pada aktivitas memakan sedangkan untuk aktivitas istirahat dan pindah. Hasil data tersebut secara umum aktivitas keenam rusa sambar yang ada di penangkaran Universitas Lampung memiliki nilai rata adalah 26.498%  untuk makan, 63.406% untuk istirahat, dan 10.03%  untuk berpindah tempat atau bergerak.
Analisa rata-rata dari keenam rusa sambar (Cervus unicolor) di Penangkaran Universitas Lampung memiliki kecondongan untuk sering beristirahat daripada berpindah. Hal ini dapat saja terjadi merujuk pada metode yang digunakan yaitu scan sampling memiliki kelemahan akan perilaku satwa yang lepas dari pengamatan karena terpaku oleh interval waktu. Begitu pula dengan aktivitas makan yang hampir sama tetapi lebih tinggi presentase rata-ratanya daripada berpindah. Hal ini sesuai dikarenakan rusa merupakan hewan pemamah biak dimana selalu mencerna makanan yang sudah dicerna sehingga presentase aktivitas makan pun lebih inggi daripada berpindah.

Aktivitas makan rusa juga dipengaruhi oleh adanya pengunjung di sekitar penangkaran. Pengaruh pengunjung ini dirasakan rusa setiap pagi dan sore. Ketika pagi hari rusa akan bergerak ke arah utara penangkaran atau arah GSG (Gedung Serba Guna) Univeritas Lampung. Hal ini karena banyak manusia berolah raga atau sekedar duduk dekat penangkaran rusa. Tidak jarang pengunjung memberi makan rusa dari daun-daun yang berada di luar penangkaran dan tak jarang pula rusa memakannya. Hal ini yang dimaksud aktivitas rusa dipengaruhi oleh pengunjung. Berdasarkan perilaku rusa sambar ketika siang hari ia akan lebih banyak beristirahat tetapi karena adanya dorongan yang memberinya makan maka rusa tersebut makan. Begitu pula ketika sore hari banyak pengunjung yang berdatangan ke Penangkaran Universitas Lampung.

Berdasarkan hasil grafik yang telah digambarkan pada halaman hasil untuk keenam rusa sambar di Penangkaran Universitas Lampung ini memiliki pola yang sama hanya saja keterangan mengenai analisisnya. Begitupula dengan perhitungan analisis kegiatan dan analisis waktu memiliki hasil yang sama. Faktor yang menyebabkan hal ini adalah karena ola keteraturan interval waktu sama sehingga hasil dan pola grafik juga sama.

Kendala yang dihadapi selama melakukan praktikum adalah rusa terkadang menyendiri dan sulit ditemukan atau dengan kata lain tidak terlihat dengan mata, sehingga pengamat kesulitan untuk mengamati aktifitas rusa dari luar kandang penangkaran.


4. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1    Kesimpulan

kesimpulan yang dapat diambil dari pengamatan ini antara lain adalah:
1.        Metode yang digunakan dalam pengamatan ini yaitu metode Scan Sampling dengan secara umum aktivitas rusa sambar yang ada di penangkaran Universitas Lampung dengan pengamatan pukul 08.00-17.00 WIB nilai rata-rata analisa perilakunya dari keenam rusa tersebut adalah 26,498% untuk makan, 63,406% untuk istirahat, dan 10.094%  untuk berpindah.
2.        Aktivitas yang diamati dalam pengamatan ini yaitu makan (aktivitas mengambil, memakan dan mengunyah), istirahat (aktivitas istirahat dan tidur), pindah atau bergerak (aktivitas berpindah, berlari, berjalan dari satu tempat ke tempat lain).
3.        Hasil pengamatan didapatkan lebih banyak rusa yang beristirahat. Kondisi istirahat ditandai dengan aktivitas istirahat bergerombol dengan jarak tiap individu yang tidak berjauhan dan aktivitas yang dilakukan selama istirahat seringkali adalah memamah biak.

3.2    Saran

Beberapa saran untuk praktikum ini antara lain, sebaiknya jumlah praktikan dalam setiap kelompok disesuaikan dengan jumlah Rusa yang diamati agar lebih fokus dalam melakukan pengamatan serta dalam melakukan pengamatan menggunakan binokuler agar memudahkan identifikasi aktifitas satwa yang diamati.


DAFTAR PUSTAKA


Alikodra. 1990. Pengelolaan Satwa Liar. Bogor: Dirjen Dikti dan PAU IPB.

Asher GW, Berg DK, Beamount S, Morrow JC, O” Neill KT, Fisher MW. 1996. Comparison of seasonal changes in reproductive para,meters of adult male europpean fallow deer (D.d Mesopotanian x D.d dama). Anim Rep Sci 45: 201-215.

Ariantiningsih, F. 2000. Sistem Perburuan dan Sikap Masyarakat Terhadap Usaha-Usaha Konservasi Rusa Dipulau Rumberpon Kecamatan Ransiki Kabupaten Manokwari (Skripsi). Universitas Cendrawasih. Manokwari.

Garsetiasih, R. dan Mariana. 2007. Model penangkaran rusa. Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Penelitian. 2007.

Hadi DW. 1984. Studi tentang karakteristik populasi rusa total (Axis-axis) dan cara pemeliharaannya di halaman Istana Bogor. Fakultas Kehutanan, Insitut Pertanian Bogor.

IUCN. 2010. Clasification of Sambar Deer (Cervus unicolor). Hormones and Behavior Vol. 40.  hal: 428-431.

Lelono.A. 2003. Pola Aktivitas Harian Individual Rusa (Cervus timorensis) dalam Penangkaran. Jurnal ILMU DASAR, Vol.4 No.1, 2003: 48-53.

Semiadi, G dan Nugrah R.T.P. 2004. Panduan Pemeliharaan Rusa Tropis. Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bogor.

Toelihere, MR Semiadi. G Yusuf. LT. 2005. Potensi Rerpoduksi Rusa Timor (Cervus timorensis) sebagai komoditas ternak baru: upaya pengembangan populasi di penangkaran melalui pengkajian dan penerapan teknologi inseminasi buatan. Hibah Penelitian Pasca Sarjana Angkatan I tahun 2003-2005. Insitut Pertanian Bogor.

No comments:

Post a Comment

Gambaran Umum Perum Perhutani dan KPH Pekalongan Barat

 1. Gambaran Umum Perum Perhutani Perum Perhutani adalah Perusahaan Umum Kehutanan Negara yang merupakan Perusahaan Kehutanan Badan ...