PENGAMATAN
PERILAKU RUSA SAMBAR (Cervus unicolor)
DI PENANGKARAN RUSA UNIVERSITAS LAMPUNG
Imam
Nur muclas, M.Mahduda Apriansyah, Meli Agustina, Nidya Astrida Ziyus dan Widodo
Arif Rohman.
Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung, Bandar Lampung 35145 Ta. 2016/2017
ABSTRAK
Pengamatan rusa sambar (Cervus unicolor) dilakukan di
penangkaran rusa Universitas Lampung. Data dikumpulkan dengan cara pengamatan
terhadap objek rusa menggunakan metode scan
animal sampling. Pengamatan menggunakan metode scan sampling adalah pengamatan yang dilakukan berdasarkan interval
waktu. Dan memiliki prinsip seperti mesin scanner
atau pengamatan secara sekilas. Rusa sambar (Cervus unicolor) yang ada di penangkaran di Universitas Lampung
berjumlah enam ekor rusa terdiri dari empat rusa jantan dan dua rusa betina.
Pengamatan dilakukan pada tanggal 17 september 2016 pengaatan dimulai pukul
08.00 - 17.00 WIB. Perilaku yang diamati antara lain perilaku makan, Istirahat,
dan berpindah. Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan periaku rusa sambar (Cervus unicolor) yang ada di penagkaran
rusa Universitas Lampung, perilaku yang dominan berupa istirahat dengan
persentase 63,406 %, makan 26,498%, berpindah10,094%.
Kata kunci : Cervus unicolor, Penangkaran Rusa
Universitas Lampung, perilaku rusa, scan animal sampling.
1. PENDAHULUAN
Indonesia
merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi di
dunia. Oleh karena itu, kekayaan yang berupa keanekaragaman hayati ini perlu
dijaga dan dilestarikan. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya penurunan
jumlah populasi yang dapat mengakibatkan kepunahan. Salah satu spesies yang
populasinya mengalami penurunan adalah rusa sambar (Cervus unicolor).
Rusa
sambar (Cervus unicolor) merupakan rusa yang terbesar ukurannya di
daerah tropika. Penyebaran rusa sambar di Indonesia hanya terbatas di daerah
Sumatera dan Kalimantan. Menurut Kartono (2008) rusa sambar merupakan salah
satu rusa yang paling banyak dipilih pemburu sebagai satwa target buru. Rusa
sambar telah terdaftar dalam Keputusan Menteri Kehutanan No 305/ Kpts-11/1991,
tanggal 19 Juni 1991 dan PP No 7 Tahun 1999 sebagai salah satu jenis satwa yang
dilindungi. Selain itu IUCN (International Union for Conservation of Nature)
juga menyebutkan bahwa rusa sambar dikategorikan dalam jenis yang terancam (vulnerable)
akibat populasinya yang terus menurun (IUCN, 2010). Penyebab terjadinya
penurunan jumlah populasi rusa sambar pada habitat aslinya di hutan Kalimantan
dan Sumatera dikarenakan adanya perburuan liar yang dilakukan oleh masyarakat
(Jacoeb dan Wiryosuhanto, 1994) dan adanya kerusakan habitat (Garsetiasih et
al., 2008).
Rusa
sambar (Cervus unicolor) yang pengalami penurunan populasi ini perlu
dilestarikan, salah satu upaya untuk menjaga kelestarian rusa sambar (Cervus
unicolor) adalah penangkaran. Penangkaran rusa sambar Universitas Lampung
merupakan penangkaran yang mempunyai fungsi utama sebagai konservasi untuk
melakukan berbagai upaya perawatan dan pemeliharan satwa rusa sambar
dalam rangka membentuk dan mengembangkan habitat baru sebagai sarana
perlindungan dan konservasi alam. Selain aspek pakan dan habitat yang dilakukan
perawatan perlu diketahui perilaku dari rusa sambar tersebut untuk mendukung
keberhasilan usaha konservasi dalam penangkaran sehingga mampu meningkatkan
jumlah populasi rusa sambar. Oleh karena itu, dialakukan pengamatan ini
mengenai perilaku harian rusa sambar dengan menggunkan metode Scan Sampling.
2. METODE PENGAMATAN
2.1.
Lokasi dan Waktu
Pengamatan
ini dilakukan di penangkaran rusa Universitas Lampung pada hari sabtu tanggal
17 September 2016 dimulai pukul 08.00-17.00 WIB.
2.2.Bahan
dan Alat
Bahan
yang menjadi objek pengamatan ini adalah enam ekor rusa sambar (Cervus
unicolor) yang berada di
penangkaran Universitas Lampung sedangkan alat yang digunakan adalah (1) Tally Sheet (2) alat tulis (3) Stopwatch.
2.3 Jenis Data yang
Dikumpulkan
2.3.1 Data Primer
Data
Primer pada pengamatan ini berupa perilaku harian dengan parameter yang diamati
meliputi perilaku makan, perilaku istirahat, dan
perilaku berpindah tempat.
2.3.2 Data Sekunder
Data
sekunder yang di
kumpulkan yaitu data yang
tersedia dari instansi-instansi terkait, jurnal, dan
artikel yang
bersangkutan dengan hal ini.
2.4 Metode Analisis Data
2.4.1. Perilaku Harian
Data
mengenai perilaku harian rusa sambar (Cervus
Unicolor) diperoleh dari pengamatan langsung dengn metode scan sampling.
Dengan metode ini dilakukan pencatatan terhadap perilaku rusa sambar dengan
interval waktu tertentu. Pengamatan dilakukan dari pukul 08.00-17.00 WIB,
interval waktu yang digunakan dalam pengamatan ini adalah 5 menit.
Perilaku
yang diamati selama pengamatan adalah :
1.
Perilaku
makan, yaitu perilaku yang dilakukan rusa sambar untuk mengambil makanan, mengunyah, ruminansia dan memasukkan makan
kedalam mulut.
2.
Perilaku
berpindah tempat, yaitu perilaku seperti jalan, berlari berkeliaran dan
perilaku lainnya yang berkaitan dengan berpindah tempat.
3.
Istirahat,
yaitu keadaan atau perilaku rusa sambar saat tidak melakukan perpindahan tempat
dan perilaku makan seperti tidur duduk dan lain-lain.
2.4.2 Analisis Data
Data
yang diperoleh dari pengamatan selama Sembilan jam dirata-rata dan
dipersentasekan untuk mengetahui persentase perilaku berdasarkan interval
waktu.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar
1. Grafik Perilaku dalam interval
waktu per jam

Gambar 2. Grafik
Persentase perilaku rusa sambar selama pengamatan berlangsung.
Rusa merupakan jenis hewan yang termasuk jenis kelas
mamalia, ordo yang berkuku genap, family Cervidae, sub familia ervidae. Jumlah
spesies rusa yang tersebar di seluruh dunia adalah kurang lebih 40 spesies. Rusa (Cervus spp) merupakan hewan
yang dilindungi menurut undang-undang Ordonasi dan Peraturan Perlindungan
Binatang Liar Tahun 1931 No.134 dan 266. Selanjutnya SK Menteri Pertanian No 362/ KPTS/ TN/ 12/ V/
1990 pada tanggal 20 Mei 1990, memasukkan rusa kedalam aneka ternak yang dapat
dibudidayakan seperti ternak lainnya, termasuk didalamnya mengatur tentang
peraturan ijin usaha. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 7 Tahun 1999
tentang Pengawetan Jenis-jenis Tumbuhan dan Satwa, pada tanggal 27 Januari 1999
memasukkan semua jenis dan genus Cervus kedalam
Lampiran Jenis-jenis Tumbuhan dan Satwa yang dilindungi. Selain itu rusa
termasuk dalam kategori terancam punah dalam daftar Appendix I CITES, sehingga
keberadaannya harus dijaga dan tidak dibenarkan melakukan perburuan apalagi
memperjualbelikan dagingnya, serta senantiasa menjaga kelestarian rusa terbesar
ini agar tidak punah dan tetap menjadi kekayaan keanekaragaman hayati
Indonesia.
Rusa sambar merupakan rusa terbesar di Indonesia. Rusa sambar atau dalam bahasa ilmiah (latin) disebut Cervus unicolor menjadi rusa paling besar diantara 3
rusa asli Indonesia lainnya seperti rusa timor (Cervus timorensis), rusa bawean (Axis kuhlii), dan kijang (Muntiacus
muntjak). Ciri dan Perilaku.
Ciri khas rusa
sambar adalah
tubuh yang besar dengan warna bulu kecoklatan dan cenderung berwarna coklat ke
abu-abuan atau ke merah-merahan, warna gelap sepanjang bagian atas.
Rusa sambar merupakan hewan yang tinggal di daerah padang
rumput terbuka, ini terlihat dari perilaku rusa yang menyukai daerah
semak-semak ilalang sebagai tempat beristirahat di pagi hari. Pada siang
harinya hewan ini lebih menyukai padang ilalang yang berdekatan dengan kolam,
ini dikarenakan jika pada siang hari suhu berubah menjadi panas dan untuk
mendinginkan tubuh rusa tersebut yaitu melalui cara berrendam dikolam. Selain
berfungsi untuk menurunkan suhu tubuh,berkubang juga berfungsi untuk
membersihkan tubuh rusa dari kotoran dan berbagai vector
penyakit yang menempel di tubuh rusa.
Penangkaran rusa sambar di Universitas Lampung di mulai sejak tahun 2004
Hingga sekarang. Tujuan adanya penangkaran rusa di Universitas Lampung yaitu
untuk membantu pemerintah dalam menyelamatkan satwa liar yang dilindungi ini.
Pengamatan perilaku Rusa Sambar di penangkaran Unila dilakukan pada hari
sabtu tanggal 17 september 2016 pukul 08.00 – 17. 00 WIB. Metode yang digunakan dalam pengamatan adalah metode Scann Sampling. Aktivitas yang diamati pada rusa adalah aktivitas makan, aktivitas
istirahat, dan aktivitas berpindah. Metode Scan Sampling yaitu dengan
cara merekam secara
terus menerus tiap pergerakan individu satwa berdasarkan
titik interval waktu yang telah di tentukan, interval yang telah di tentukan
yaitu selama 5 menit, interval waktu ditentukan dengan cara penentuan perilaku
rusa saat awal sampai melakukan pergerakan atau aktifitas lainya.
Menurut data hasil
pengamatan didapatkan lebih banyak rusa yang mencari makan secara soliter
dibandingkan berkelompok. Hewan ini lebih memilih makan secara soliter
dibandingkan berkelompok untuk menghindari adanya kompetisi serta tidak perlu
makan berkelompok karena tidak adanya predator liar yang mengancam. Rusa sambar
ini juga memilih rumput yang lebih muda untuk dimakan ini disebabkan mencerna
rumput muda lebih efektif untuk penggunaan energi yang ada. Untuk mengunyah
rumput muda tak memerlukan banyak
energy, juga rumput yang muda lebih banyak mengandung vitamin, protein, dan mineral
yang baik untuk metabolisme dibandingkan dengan rumput yang lebih tua (lebih
banyak mengandung serat dan sedikit vitamin serta proteinnya). Jumlah gigitan
di hitung saat rusa mulai mengambil rumput, daun pohon, atau
pakan lainya
dan kemudian memasukkanya kedalam mulut untuk dikunyah (memamah biak)
sampai dengan ditelan.
Rusa di penankaran Unila tetap mendapatkan suplai pakan dari petugas
yang ada, rusa-rusa tetap memilih pakan yang ada yaitu lebih memilih memakan
daun muda terlebih dahulu dan meninggalkan daun-daun tua yang ada. Rumput yang
dimakan oleh rusa adalah rumput teki, Rumput gajah (Pennisetum purpureum), Lamtoro (Leucaena
leucocephalla), selain itu rusa dipeangkaran Unila juga terbiasa memakan
rumput yang diberikan oleh pengunjung yang datang.
Jumlah rusa di UNILA saat ini terdapat
enam ekor, yaitu, Farid, Farida, Bimo, Agung,
Danang dan Dewi, merupakan rusa sambar yang diberi nama Dewi
merupakan keturunan dari induk farida. Keenam rusa tersebut masing
memiliki ciri- ciri fisik maupun perilaku yang berbeda-beda tetapi sebenarnya perilakunya di alam liar tidak terlalu jauh berbeda.
Menurut hasil pengamatan yang telah dilakukan, Farid
memiliki ciri fisik yaitu badan paling besar dan ranggah bewarna putih dan lebih
gagah dibanding rusa lainnya dengan
cabang yang tinggi.. Tanduk-tanduk rusa atau
ranggah patah dan dapat tumbuh kembali dari sebuah tonjolan permanen dari
tulang depan (kepala), yang disebut pedicle.
Sesudah ranggah patah, bekas luka patahan di bagian atas pedicle tertutupi oleh
pedicle periosteum dan kulit pedicle. Perilaku farid lebih banyak
menyendiri dan lebih protektif terhadap pasanganya yaitu farida, hal ini
dikarenakan farid merupakan pemimpin dari semua rusa di penangkaran Unila.
Farida memiliki ciri fisik
diantaranya tidak
memiliki ranggah karena merupakan rusa betina, farida
adalah satu-satunya induk rusa
betina yang ada di penangkaran rusa Unila. Serta telah menghasilkan keturunan baru yang diberi nama Dewi.
Bimo memiliki tanduk yang bercabang, namun
badan bimo lebih kecil dari farid, bimo memiliki ranggah bercabang
dengan ukuran sedikit lebih kecil daripada milik Farid. Berikutnya yaitu Agung, memiliki tanduk yang sudah sedikit bercabang, badannya hampir sama dengan bimo, sedangkan Danang memiliki badan yang relatif sama besarnya dengan rusa yang lainnya dengan ranggah
yang bercabang tetapi belum sekokoh farid.
Pada pagi hari rusa lebih menyukai tempat di
bawah semak dan pepohonan, ini dikarenakan rusa merupakan hewan
diurnal yang relatif beristirahat pada pagi hingga menjelang sore hari. Oleh sebab itu rusa butuh tempat
untuk bernaung atau berlindung dari predator ataupun factor lingkungan yang
kurang menguntungkan.
Analisis data dan perhitungan serta
pengamatan langsung di lapangan
jika dilihat secara umum dari semua perilaku rusa yang ada pada penangkaran di
Universitas Lampung dapat dinyatakan bahwa pada pengamatan pukul 08.00 – 08.30
WIB cenderung beristirahat, pada pukul 08.30-10.00 WIB mulai
bergerak dan mencari makan seperti rumput-rumput,
dedaunan yang jatuh, dan buah pohon kupu-kupu yang ada di dalam
ekosistem penangkaran rusa Unila. Pukul 10.00-15.30
rusa sambar lebih banyak
beristirahat dibawah naungan semak dan pohn di dekat
kolam secara bergerombol. Pukul 15.30 – 17.00 WIB para rusa sambar mulai
beraktivitas kembali dari istirahatnya untuk mencari makan dan berpindah ke
bawah naungan pohon tempat mearuh pakan tambahan dari penjaga, biasanya pada pukul 16.00-17.00 terdapat banyak pengunjung yang datang
untuk melihat rusa sambar dan memberi makan rerumputan,
dedaunan, dan sayuran
kepada rusa tersebut, dan pada interval waktu tersebut aktivits
rusa sambar lebih tervokus pada aktivitas memakan sedangkan untuk aktivitas
istirahat dan pindah. Hasil data tersebut secara umum aktivitas keenam rusa
sambar yang ada di penangkaran Universitas Lampung memiliki nilai rata adalah 26.498% untuk makan, 63.406% untuk istirahat, dan 10.03% untuk berpindah tempat atau
bergerak.
Analisa rata-rata dari keenam rusa sambar (Cervus unicolor) di Penangkaran
Universitas Lampung memiliki kecondongan untuk sering beristirahat daripada
berpindah. Hal ini dapat saja terjadi merujuk pada metode yang digunakan yaitu scan sampling memiliki kelemahan akan
perilaku satwa yang lepas dari pengamatan karena terpaku oleh interval waktu.
Begitu pula dengan aktivitas makan yang hampir sama tetapi lebih tinggi presentase
rata-ratanya daripada berpindah. Hal ini sesuai dikarenakan rusa merupakan
hewan pemamah biak dimana selalu mencerna makanan yang sudah dicerna sehingga
presentase aktivitas makan pun lebih inggi daripada berpindah.
Aktivitas makan rusa juga dipengaruhi oleh adanya
pengunjung di sekitar penangkaran. Pengaruh pengunjung ini dirasakan rusa
setiap pagi dan sore. Ketika pagi hari rusa akan bergerak ke arah utara
penangkaran atau arah GSG (Gedung Serba Guna) Univeritas Lampung. Hal ini
karena banyak manusia berolah raga atau sekedar duduk dekat penangkaran rusa.
Tidak jarang pengunjung memberi makan rusa dari daun-daun yang berada di luar
penangkaran dan tak jarang pula rusa memakannya. Hal ini yang dimaksud
aktivitas rusa dipengaruhi oleh pengunjung. Berdasarkan perilaku rusa sambar
ketika siang hari ia akan lebih banyak beristirahat tetapi karena adanya
dorongan yang memberinya makan maka rusa tersebut makan. Begitu pula ketika
sore hari banyak pengunjung yang berdatangan ke Penangkaran Universitas
Lampung.
Berdasarkan hasil grafik yang telah digambarkan pada
halaman hasil untuk keenam rusa sambar di Penangkaran Universitas Lampung ini
memiliki pola yang sama hanya saja keterangan mengenai analisisnya. Begitupula
dengan perhitungan analisis kegiatan dan analisis waktu memiliki hasil yang
sama. Faktor yang menyebabkan hal ini adalah karena ola keteraturan interval
waktu sama sehingga hasil dan pola grafik juga sama.
Kendala yang dihadapi selama melakukan
praktikum adalah rusa terkadang menyendiri dan sulit ditemukan atau dengan
kata lain tidak terlihat dengan mata, sehingga pengamat kesulitan untuk mengamati aktifitas rusa dari luar
kandang penangkaran.
4. KESIMPULAN DAN
SARAN
5.1
Kesimpulan
kesimpulan yang dapat diambil dari pengamatan ini antara
lain adalah:
1.
Metode yang digunakan
dalam pengamatan ini yaitu metode Scan Sampling dengan secara umum aktivitas rusa
sambar yang ada di penangkaran Universitas Lampung dengan pengamatan pukul
08.00-17.00 WIB nilai rata-rata analisa perilakunya dari keenam rusa tersebut
adalah 26,498% untuk makan, 63,406% untuk istirahat,
dan 10.094% untuk
berpindah.
2.
Aktivitas yang diamati
dalam pengamatan ini yaitu makan (aktivitas mengambil, memakan dan mengunyah),
istirahat (aktivitas istirahat dan tidur), pindah atau bergerak
(aktivitas berpindah, berlari, berjalan dari satu tempat ke
tempat lain).
3.
Hasil pengamatan didapatkan lebih banyak rusa yang beristirahat. Kondisi
istirahat ditandai dengan aktivitas istirahat bergerombol dengan jarak tiap
individu yang tidak berjauhan dan aktivitas yang dilakukan selama istirahat
seringkali adalah memamah biak.
3.2
Saran
Beberapa saran untuk praktikum ini antara lain,
sebaiknya jumlah praktikan dalam setiap kelompok disesuaikan dengan jumlah Rusa
yang diamati agar lebih fokus dalam melakukan pengamatan serta dalam melakukan
pengamatan menggunakan binokuler agar memudahkan identifikasi aktifitas satwa
yang diamati.
DAFTAR PUSTAKA
Alikodra. 1990. Pengelolaan
Satwa Liar. Bogor: Dirjen Dikti dan PAU IPB.
Asher GW, Berg DK, Beamount S, Morrow JC, O” Neill KT, Fisher MW.
1996. Comparison of seasonal changes in reproductive para,meters of adult
male europpean fallow deer (D.d Mesopotanian x D.d dama). Anim Rep Sci 45:
201-215.
Ariantiningsih, F. 2000. Sistem Perburuan dan Sikap
Masyarakat Terhadap Usaha-Usaha Konservasi Rusa Dipulau Rumberpon Kecamatan
Ransiki Kabupaten Manokwari (Skripsi). Universitas
Cendrawasih. Manokwari.
Garsetiasih, R. dan Mariana. 2007. Model penangkaran
rusa. Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Penelitian. 2007.
Hadi
DW. 1984. Studi tentang karakteristik populasi rusa total (Axis-axis) dan
cara pemeliharaannya di halaman Istana Bogor. Fakultas Kehutanan, Insitut
Pertanian Bogor.
IUCN. 2010. Clasification of Sambar
Deer (Cervus unicolor). Hormones and
Behavior Vol.
40. hal: 428-431.
Lelono.A.
2003. Pola Aktivitas Harian Individual Rusa (Cervus timorensis) dalam
Penangkaran. Jurnal ILMU DASAR, Vol.4 No.1, 2003: 48-53.
Semiadi, G dan Nugrah R.T.P. 2004. Panduan
Pemeliharaan Rusa Tropis. Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia Bogor.
Toelihere, MR Semiadi. G Yusuf. LT. 2005. Potensi
Rerpoduksi Rusa Timor (Cervus timorensis) sebagai komoditas ternak baru: upaya
pengembangan populasi di penangkaran melalui pengkajian dan penerapan teknologi
inseminasi buatan. Hibah Penelitian Pasca Sarjana
Angkatan I tahun 2003-2005. Insitut Pertanian Bogor.
No comments:
Post a Comment